- BYD M6 Buka Jalan, Aion Siap Bersaing di Segmen MPV Listrik Indonesia!
- Nakamichi Rilis Head Unit NA3102i Legend Pro 12, Kapasitas Paling Besar di Indonesia!
- Nakamichi Hadirkan Head Unit Terbaru, Diwarnai dengan Serunya Kompetisi Audio Mobil!
- Modifikasi Stargazer Jadi Lebih Tangguh dengan Bodykit Ativus, Cuma Modal Rp 19 Juta!
- Cara Mudah Kalibrasi Ulang Layar Head Unit Agar Selalu Optimal
- Mau Bangun Sistem Audio SQL? Pilih Amplifier Ini untuk Kualitas Suara Terbaik!
- Fuse Momentum CFB-153 AM: Perlindungan Optimal untuk Sistem Audio Mobil
- Pahami Perbedaan Speaker Midrange dan Midbass, Ini Penjelasannya!
- Momentum MH-5000 Hadirkan Daya Besar dan Bass Dinamis!
- Tips Jitu Atasi Storing Audio Mobil dengan Pilihan Kabel Audio Terbaik!
Subwoofer Box vs Subwoofer Kolong Ala Tedy Bronson Audio
Mediaaudio.id - Berbicara mengenai audio mobil, tentu kita tidak bisa lepas dari komponen speaker. Secara mendasar ada beberapa jenis speaker yang melengkapi semua frekuensi suara yang mampu ditangkap telinga manusia. Nah, jika tweeter bertugas menghasilkan suara frekuensi tinggi, lain lagi dengan subwoofer yang main di frekuensi paling rendah yang mampu ditangkap telinga manusia.
Dalam perkembangannya, subwoofer juga memiliki jenisnya sendiri, ada yang aktif alias built in power, ada lagi yang pasif alias tanpa power. Bentuknya pun bermacam-macam sesuai fungsi, tapi untuk urusan dalam mobil ada dua jenis yang lazim digunakan, subwoofer slim atau biasa disebut bass kolong dan subwoofer box.
Masing-masing bentuk subwoofer ini memiliki keunggulan dan kekurangannya. Subwoofer kolong sendiri kini cukup banyak digunakan oleh pemodifikasi yang tak ingin mengorbankan space besar di mobilnya tapi ingin juga mendapat dentuman low frequency.
Menurut Tedy, punggawa Bronson Audio, subwoofer kolong memiliki bentuk yang tipis dan mudah untuk diinstalasi. Pemasangan tidak memakan waktu lama, tinggal colok dan menyelipkannya di bawah bangku.
“Sedangkan untuk subwoofer box entah itu aktif ataupun pasif, memang instalasinya lebih rumit dan memakan waktu.” Ucapnya. Untuk subwoofer box aktif memiliki tipe yang biasanya sudah siap pasang namun hadir dengan bentuk yang lebih besar dari subwoofer kolong, dan tentunya memiliki power lebih besar.
“Untuk tipe pasif, kita harus menghitung volume box dan bentuk yang paling sesuai dengan karakter komponen subwoofer dan ruang instalasinya.” Bentuk-bentuk yang lazim dipilih biasanya kubus, tube, dan wedge, disesuaikan dengan selera dan kondisi penempatan serta hampir pasti lebih besar dan memakan tempat dari subwoofer kolong.
Kelar berbicara efektifitas ukuran, untuk kualitas dentuman, Tedy tetap lebih menganjurkan untuk memilih subwoofer box aktif maupun pasif dibanding subwoofer kolong. Menurutnya, “memang ada beberapa brand yang subwoofer kolongnya cukup baik, walau untuk jangkauan frekuensi rendah belum bisa mencapai subwoofer box.”
“Kalau yang di kolong menurut pengamatan saya, dia hanya sebagai pelengkap dari midbass aja, lumayan lah lebih simple, ga mau kelihatan, sangat cocok buat pengguna dan penikmat casual. Tapi kalau mau lebih mantap untuk low frequency ya tetep subwoofer box di belakang terlebih karena gain yang lebih besar.” Tambahnya.
“Tapi ya itu, perhitungan ukuran volume serta garapan harus tepat, salah bikin malah suara bisa melempem.” Tutupnya sambil tertawa.